Kamis, 15 Desember 2016

Renungan perbaikan diri (Rasulullah Bertamu)

Andai Rasulullah Bertamu ke Rumah Kita

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seizin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita….
Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita, apa yang akan kita lakukan?

Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilakan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tetap tersenyum…..

Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pasang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang dengan tergesa-gesa

Barangkali kita akan memindahkan kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammmad yang ada di ruang samping dan kita akan meletakkannnya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum…….

Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita?

Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hafal lagu-lagu barat daripada menghafal shalawat Rasul.

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari anak-anak kita.

Beliau tentu tersenyum………

Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun keluarga Rasulullah dan sahabatnya, tetapi hafal di luar kepala anggota Power Ranger dan Kura-kura Ninja.

Barangkali kita terpaksa menukar satu kamar mandi menjadi ruang shalat.

Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang sesuai untuk berhadapan dengan Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum…..

Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita, koleksi kaset-kaset kita dan anak-anak kita, koleksi kaset karaoke kita dan anak-anak kita…

Ke manakah kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati jungjunan kita?

Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita tidak pernah ke mesjid meskipun adzan berkumandang.

Beliau tentu tersenyum….

Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV.
Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan shalat sunat.
Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Quran
Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita.

Betapa senyum beliau masih di situ……….

Bayangkan apabila Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita…..
Apa yang akan kita lakukan?
Masihkah kita memeluk jungjunan kita dan mempersilakan beliau masuk dan menginap di rumah kita?
Ataukah akhirnya dengan berat hati kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah kita karena hal itu akan membuat kita kalut dan malu….

Maafkan kami ya Rasulullah, masihkah beliau tersenyum?
Senyum pilu, senyum sedih, dan senyum getir, oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.

Wallahua’alam.

Cara Terbaik Mencintai Rasulullah adalah dengan Mengamalkan Sunnah-sunnahnya.

Sudahkah kita lakukan? Mari sama-sama intropeksi diri :-)

Senin, 28 November 2016

Cobaan dan Karunia (Sifat Keji) dalam QS. Yusuf

Segala puja dan puji hanya milik Allah, Yang telah memberikan dan menurunkan lentera kebenaran keduniaini berupa agama Islam. shalawat serta salam kita semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.ammaba'du

Assalamu'alaikum 

"Dan wanita (zulaikha) yang Yusuf tinggal dirumahnya menggoda yusuf untuk menundukkan dirinya ( kepadanya)  dan dia menutup pintu-pintu,  serta berkata "marilah ke sini". Yusuf berkata, "aku berlindung kepada Allah,  sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya (ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu begitu besarnya sehingga andaikata dia tidak dikuatkan keimanan kepada Allah tentu dia akan jatuh kedalam kemaksiatan). Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih" (Yusuf:23-24)



Dari arti Qs. Yusuf bagaimana dia menghadap cobaan beliau yang merindukan Kasih sayang ayahnya yang sudah lama berpisah, disamping itu juga beliau masih muda. Dan saat beliau masih menghadapi cobaan tersebut beliau yang memiliki paras yang tampan, hidup dilingkungan istana seorang raja bersama istrinya, sang istri masih sangat muda dan cantik jelita, dia seorang wanita yang mempunyai kedudukan tinggi. Dia bersolek, bersiap-siap dan menutup pintu pintu kamarnya,  kemudian dia memanggil nabi Yusuf saw untuk mendatangi dirinya dan melakukan perbuatan keji. Wanita itu seraya berkata "Wahai Yusuf,  marilah kesini" sedangkan wanita itu memiliki kedudukan yang tinggi dan mempunyai wajah yang cantik jelita. Wanita itu juga adalah wanita muda dan menjadi tuan bagi Nabi Yusuf saw. Ketika semua pintu tertutup rapat, lalu tinggallah berdua didalamnya,  manusia man a yang tidak tergiur dalm kondisi seperti itu, dan kebanyakan mereka pasti jatuh kepada perbuatan keji. Tetapi, bagi Nabi Yusuf saw tidaklah demikian, beliau menanggapi ajakan wanita tersebut seraya berkata "aku berlindung kepada Allah". Beliau memohon perlindungan kepada Allah, berteduh disisi-Nya dan berbenteng pada penjagaan-Nya adalah pilihan yang sangat tepat. Karena tidak mungkin ada sesuatu yang mampu menyelamatkan seseorang dark perbuatan keji tersebut kecuali Allah swt. Maka,  berkat permohonan perlindungan beliau kepada Allah, Allah pun menolong beliau serta msnjauhkannya dark perbuatan keji. 

Kehidupan masyarakat sekarang hampir sama dengan kehidupan masyarakat Nabi Yusuf saw. Saat ini banyan terjadi pergaulan bebas, pacaran, perselingkuhan, bahkan perasaan dan diri mereka berada pada situasi Yang haram. Semua itu Ada dalam kisah Nabi Yusuf saw. Upaya untuk menghindarkan diri dari fitnah-fitnah seperti in I yaitu dengan memohon perlindungan dari Allah set serta berupaya merelisasikan kesabaran Dan keikhlasan menghadapi ujian. Karena kehendak-kehendak syahwat akan memenuhi hati, jika hati nurani ini telah kosong dari keinginan untuk mendapat ridha Allah, kecintaan dan keikhlasan hanya kepada-nya. Namun jika hati nurani seorang hamba telah terpenuhi dengan keikhlasan dan pemohonan pertolongan kepada Allah, maka kehendak-kehendak haram yang berasal dari syahwat, kemudian Allah memberikan taufiq dan penjagaan-Nya terhadap mereka serta menjauhkan dari kejahatan makhluk, dirinya sendiri dan sifat setan-setan lainnya. Kecintaan dan keinginan untuk mencari ridha Allah adalah obat yang dapat menyembuhkan segala penyakit yang berbahaya. Penyakit seperti ini telah menyebar kemana-mana,  tua,  muda, pria, maupun wanita sudah banyak yang terjatuh dalam jurang kenistaan.

Oleh karena itu, hendaknya manusia berhati-hati dalam menjaga diri mereka, dengan berusaha untuk menghindarkan diri dari kehendak-kehendak syahwat yang selalu menyelipkan pemikiran bahwa jalan-jalan yang halal sudah semakin sempit. 

Nabi Yusuf saw pernah mengalami kenyataan yang sama. Maka, setiap hendaknya mencontoh bagaimana Nabi Yusuf dapat terhindar dari perbuatan keji itu. Sehingga mampu menjaga kesucian jiwanya berkat pertolongan Allah,  keikhlasan dan permohonan perlindungan adalah kuncinya, sesuai Firman Allah, "Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas"

Dapat disimpulkan, bahwa untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji harus menempuh dua cara yaitu, yang pertama keikhlasan, yang akan menjauhkan seorang hamba dari perbuatan keji. Kemudian yang kedua berusaha untuk memohon pertolongan dan perlindungan Allah. Karna dengan memohon pertolongan dan perlidungan Allah, seorang hamba akan terhindar dari tipu daya iblis yang selalu berupaya menjerat manusia keperbuatan keji. 

Terimakasih semoga bermanfaat 
Wassalamu'alaikum :-)